Kamis, 22 April 2021

Mengenali Gejala Mata Minus

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin Kemenkes). Mata minus atau rabun jauh memiliki istilah medis miopia. Kondisi ini menyebabkan kesulitan melihat benda jarak jauh. Di Indonesia, Kemenkes menyatakan, gangguan refraksi, termasuk mata minus, ditemukan pada 22,1% dari seluruh penduduk.

Bagaimana rasanya hidup dengan miopia tinggi (lebih dari -6.00 derajat)  tanpa kacamata? - Quora 

Gambar Dari Google 

Sinar yang direfleksikan dari sebuah objek masuk ke dalam mata melalui kornea, kemudian difokuskan oleh lensa mata ke retina. Pada mata normal, lensa mata dan kornea membiaskan cahaya yang masuk sehingga bayangan objek difokuskan tepat di retina. Sedangkan pada mata minus, cahaya yang masuk tidak fokus di retina, namun jauh di depannya. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kornea terlalu cembung atau panjang bola mata yang terlalu besar. Sehingga jika Anda memiliki mata minus, pada saat melihat objek dari jarak jauh, objek akan terlihat tidak fokus.
Bagimana sih kita tahu kalau kita mengalami mata minus atau tidak? Ada beberapa gelaja mata minus. Berikut ini adalah gelaja mata minus:
1.    Pada orang dewasa
    •    Pandangan jadi kabur atau tidak fokus saat melihat benda atau objek yang jaraknya jauh.
    •    Terpaksa memicingkan mata untuk bisa melihat objek yang jauh agar lebih jelas.
    •    Sering sakit kepala akibat mata yang terus berkontraksi.
    •    Pandangan menjadi kabur saat mengemudikan kendaraan di malam hari.
    •    Mata terasa sakit atau sering lelah.
2.    Pada anak-anak
    •    Sering memicingkan mata.
    •    Saat menonton televisi, selalu duduk mendekat ke layar dengan alasan supaya lebih jelas melihat.
    •    Harus duduk di bangku paling depan saat belajar di kelas supaya bisa melihat papan tulis dengan          jelas.
    •    Kerap tidak jelas melihat keberadaan objek yang letaknya jauh dari pandangannya.
    •    Mengedip-ngedipkan mata secara berlebihan.
    •    Sering mengusap-usap mata.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko memiliki mata minus. Contohnya adalah:
1.    Faktor Genetic
Rabun jauh adalah kondisi yang cenderung diturunkan dalam keluarga. Kalau salah orangtua mengalami rabun jauh, kemungkinan anaknya untuk mengidap mata minus akan lebih besar.Risiko Anda untuk mengalami rabun jauh akan bertambah tinggi lagi apabila kedua orangtua Anda juga mengalami mata minus.
2.    Terlalu sering membaca dan menatap layar dalam jarak dekat
Orang yang banyak membaca, menulis, serta menatap layar komputer memiliki risiko lebih besar untuk mengalami rabun jauh. Waktu yang dihabiskan bermain game di depan monitor dan gawai, maupun menonton televisi juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan mata seseorang.
3.    Kondisi lingkungan
Beberapa penelitian mendukung dugaan bahwa terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan dan jarang beraktivitas di luar ruangan, juga meningkatkan risiko mengalami rabun jauh.

Apabila mengalami ciri-ciri mata minus, Anda perlu memeriksakan kondisi mata ke dokter mata. Dokter spesialis mata akan memberikan beberapa pilihan penanganan mata minus untuk mengatasi kondisi Anda, atau setidaknya membantu Anda untuk melihat objek yang jauh dengan lebih jelas. Langkah ketika memiliki mata minus bisa meliputi:

1.    Kacamata
Kacamata menjadi pilihan bagi sebagian besar penderita rabun jauh. Ukuran lensa kacamata yang diresepkan oleh dokter akan tergantung pada keparahan rabun jauh yang dialami oleh penderita.Terkadang ada penderita mata minus ringan mungkin hanya perlu mengenakan kacamata sesekali atau saat melakukan aktivitas tertentu. Tapi ada juga pengidap rabun jauh tingkat menengah hingga berat, yang mesti menggunakan kacamata sepanjang waktu.
Ukuran minus mata bisa dilihat dari lensa kacamata. Ukuran minus mata menandakan keparahan rabun jauh. Semakin parah miopi, maka semakin buram pandangan jika dilihat dari jarak jauh. Besar dan kecilnya ukuran minus mata diukur dengan satuan dioptri (D). Besarnya angka dioptri menunjukkan tingkat keparahan miopi. WHO menetapkan, seseorang dapat dikatakan mengalami rabun jauh jika ukuran minus mata mulai dari -0,50 D ke atas. Ada dua pembagian minus mata, yaitu:
•    Ukuran minus mata rendah, yaitu mulai dari -0,50 D hingga di bawah -06,00 D.
•    Ukuran minus mata tinggi, yaitu -06,00 D ke atas.
Pada ukuran minus mata -05,00 D hingga -06,00 ke atas, tingkat ketajaman mereka hanya sebesar 20/400 atau bahkan lebih parah. Artinya, mereka harus melihat pada jarak 20 kaki untuk melihat objek dengan jelas yang bisa dilihat pada penglihatan normal pada jarak 400 kaki (121 meter).Untuk mengatasi pandangan yang buram, biasanya, penderita rabun jauh diberikan resep lensa kacamata atau lensa kontak. Lensa tersebut menyesuaikan dengan ukuran minus yang telah didapatkan dari tes.

2.    Lensa kontak
Bagi sebagian orang, penggunaan lensa kontak memberikan penglihatan yang lebih jelas dan lebih bebas dibandingkan menggunakan kacamata. Tetapi merawat lensa kontak harus lebih hati-hati dibanding kacamata. Lensa kontak akan ditempelkan langsung di bola mata. Ini berarti, kemungkinan mata untuk teriritasi atau terkena infeksi akan lebih besar. Pengguna lensa kontak harus memastikan bahwa lensa kontak yang digunakan benar-benar bersih serta tidak sobek.

3.    Prosedur dengan laser
Tindakan seperti LASIK (laser in situ keratomileusis) bisa jadi pilihan bagi penderita rabun jauh dewasa. Sinar laser akan ditembakkan untuk mengoreksi kecembungan kornea mata dengan cara membuang sedikit jaringan mata.

4.    Operasi refraktif
Mereka yang menderita rabun jauh parah dan kornea matanya terlalu tipis untuk menjalani operasi dengan laser, bisa menjalani operasi refraktif. Dokter akan menanam lensa kecil dengan koreksi optikal yang tepat di mata supaya pembiasan cahaya jatuh di retina. Ada baiknya juga Anda melakukan cek kesehatan mata meski tidak merasakan ciri-ciri mata minus. Pemeriksaan secara rutin bukan hanya untuk mendeteksi gangguan refraksi, tapi juga sekaligus mendeteksi kemungkinan gangguan mata yang lain.

Mata minus tidak dapat dicegah, namun dapat diperlambat perkembangannya. Jagalah kesehatan mata Anda dengan melakukan hal-hal berikut:
•    Makan makanan yang sehat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa mengonsumsi makanan yang sehat dapat menjaga organ tubuh menjadi sehat, termasuk mata. Mulailah perbanyak konsumsi buah dan sayuran. Selain wortel, ternyata kuning telur dan susu juga mengandung banyak vitamin A yang berguna bagi kesehatan mata.
•    Hindari rokok. Merokok memang tidak baik untuk kesehatan dan juga bisa memengaruhi kesehatan mata.
•    Gunakan kacamata hitam dengan UV protector. Jangan sepelekan sinar matahari, karena selain bisa membuat kulit menjadi lebih gelap, matahari juga bisa mengganggu kesehatan mata. Pakailah kacamata hitam yang memiliki perlindungan sinar UV untuk menjaga kesehatan mata.
•    Istirahatkan mata secara berkala. Saat Anda sedang bekerja dengan komputer atau saat membaca dalam jangka waktu yang lama, beristirahatlah secara berkala dengan cara melihat ke kejauhan.
Indera penglihatan termasuk salah satu bagian yang penting untuk menjalani aktivitas sehari-hari, jika kita dapat mencegah mata minus, hal ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat membantu kita dalam menjalankan aktivitas tanpa adanya hambatan. Dan lakukan juga pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi mata dan segera koreksi kelainan mata Anda.

*Mahasiswa Program Studi (D3) Akuntansi Fakultas Ekonomi Univrsitas Negeri Jakarta

- https://duniakampus40.net

29 komentar:

  1. Sangat menginspirasi dan bermanfaat untuk dibaca

    BalasHapus
  2. artikel sangat bermanfaat

    BalasHapus
  3. terimakasih artikelnya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  4. Termakasih banyak informasinya, sangat bermanfaat

    BalasHapus
  5. Harus pake kacamata ni kayaknya. Thanks infonya

    BalasHapus
  6. sangat bermanfaat, terima kasih

    BalasHapus